Wednesday, January 1, 2014

Paradoks

Ingin berenang di pantai, tetapi tidak suka pasir dan air laut yang asin.
Ingin mendaki gunung, tetapi takut jatuh dan tak tahan hawa dingin.
Ingin berjalan-jalan ke kota, tetapi benci keramaian.
Ingin diam dan tinggal di desa, tetapi takut dengan kesunyian.

Lantas harus seperti apa, jika ternyata keinginan selalu tidak sesuai dengan kenyataan.

Paradoks

Ingin berenang di pantai, tetapi tidak suka pasir dan air laut yang asin.
Ingin mendaki gunung, tetapi takut jatuh dan tak tahan hawa dingin.
Ingin berjalan-jalan ke kota, tetapi benci keramaian.
Ingin diam dan tinggal di desa, tetapi takut dengan kesunyian.

Lantas harus seperti apa, jika ternyata keinginan selalu tidak sesuai dengan kenyataan.

Thursday, October 24, 2013

Kenapa Nggak Boleh Begadang?

....karena dilarang Bang Rhoma. Rentan terkena angin malam, lalu muka pucat karena darah berkurang... *itu sih lagu*

Boleh atau tidaknya seseorang begadang tergantung dari prinsip orang tersebut. Dari segi kesehatan banyak pihak yang melarang aktivitas tersebut. Kalau googling, banyak artikel yang membahas perihal begadang ini dan sebagian besar lebih banyak berisi dampak negatif daripada positifnya.

Saya sendiri termasuk salah satu manusia anti-begadang. Bukan karena tidak mau, tapi memang tidak bisa begadang.

Memang sebagian besar manusia yang begadang itu karena melakukan beberapa aktivitas, misalnya mengerjakan tugas, lembur dikantor atau ngeronda. Bahkan beberapa teman dekat saya ada yang sengaja begadang hanya untuk nonton film atau main games.

Saya nggak habis pikir, kok mau-maunya para makhluk nokturnal itu sengaja nggak tidur demi nonton film atau main games? Kalau masih bisa dilakukan disiang hari, kenapa mesti ambil jatah waktu tidur? Ya, mungkin mereka punya alasan sendiri. Buat saya, tetap tidur itu nomor satu!

Dari pengalaman teman-teman saya, awalnya mereka tidak sengaja begadang karena nonton atau main games. Lalu, semakin hari semakin ketagihan. Akhirnya tubuh pun membuat respon dengan mengubah pola tidur yang biasanya jam 21.00 - 06.00 berubah jadi 00.00 - 09.00 atau lebih siang dari itu. Sehingga wajar, kalau suatu waktu ada orang yang biasa begadang dan ketika mencoba tidur dibawah jam 12 malam, ia mengalami kesulitan. Karena badannya masih ON dan pola kebiasaan tidurnya bukan dijam tersebut.

Tidak sedikit teman-teman yang doyan begadang meminta tips bagaimana cara bisa tidur dan berhenti dari kebiasaan begadang. Mungkin karena mereka tahu saya lulusan psikologi sehingga diharapkan bisa memberikan advice yang bermanfaat atau mungkin juga karena saya itu pelor alias nempel molor. Heu. Karena saya tidak pernah begadang, jadi masukan-masukan yang diberikan pun kurang cocok dengan mereka.

Selain menanyakan tips, ada juga beberapa teman yang tanya apakah saya pernah begadang atau tidak. Jawabannya pernah, tapi tidak sering. Misalnya begadang waktu mengerjakan skripsi. Itu pun juga tidak pernah lebih dari jam 12 malam dan bisa berhasil karena di dopping kopi dan cemilan.

Atau waktu KKN. Karena padatnya aktivitas dari pagi sampai sore, meeting kelompok dilakukan dimalam hari dan bisa selesai sampai jam 2 atau jam 3 dini hari. Otomatis, saya harus mengeluarkan effort yang berat agar bisa bertahan di meeting tersebut. Dan tidak heran kalau ditengah meeting, temen-temen masih fresh dengan ide-ide mereka sedangkan saya duduk dipojokan sambil senderan ke bantal dan menuju alam mimpi.

Bahkan saat pyjamas party dengan cewek-cewek se-gank pun, saya tidur! Waktu itu kami sengaja mau nonton film -dan menurut saya filmnya mampu menghipnotis mata untuk tidur- selain itu, tempatnya dirumah teman saya di Dago-Bandung yang notabene udaranya adem dan enak untuk tidur. Temana-teman sih tidak komentar, karena mereka memaklumi kebiasaan saya haha. Eeh pas giliran mereka mau bikin spaghetti, entah kenapa alarm tubuh menyuruh saya untuk bangun. Pelor dan gembul haha! Ooohhh really miss that momment :')

In the end, apapun itu alasan untuk begadang, tetap tidak baik terutama untuk kesehatan. Karena biasanya beberapa orang yang begadang selalu ditemani kopi dan rokok. So, lebih senang jalanin hidup sehat atau lebih senang mengurangi jatah usia? Its up to you guys :)

"Sleep, even when you're afraid of what the dreams might bring" (Alysha Speer)

(Orat-oret dikala senja, diantara Tol Karawang Timur dan Karawang Barat. Terinspirasi dari seorang teman yang katanya termotivasi tidur lebih awal karena saya. Semoga konsisten ya!)

Wednesday, April 3, 2013

The Time Keeper

Sepanjang menjadi seorang pembaca buku, saya tidak begitu tertarik dengan buku luar (terjemahan). Kecuali buku-buku Nicholas Sparks yang sebagian diangkat ke layar lebar dan menjadi favorit saya seperti The Notebook, Dear John, A Walk to Remember, Night in Rodanthe, dll.

Sampai suatu waktu, seorang teman menyarankan saya untuk membaca buku Mitch Albom. Yang saya ketahui belakangan ternyata Ia seorang penulis Amerika berusia 55 tahun dan wajah mudanya sekilas mirip dengan dosen favorit saya dikampus hehe.

Akhirnya saya beli salah satu bukunya, The Time Keeper. Gaya bahasanya sederhana. Tema yang diangkat pun begitu, yaitu tentang waktu. Tetapi berhasil membuat si pembaca begitu tergugah setelah membacanya. Menyadari bahwa setiap detik yang dimiliki begitu berharga. Mengajak kita untuk merenungi kebiasaan manusia yang seolah-olah selalu kehilangan dan kekurangan waktu dan lupa untuk berucap syukur atas kesempatan hidup dan kebahagiaan yang telah Tuhan anugerahkan.

Dari buku tersebut, ada beberapa potongan kalimat yang saya favoritkan:

"Hanya manusia yang mengukur waktu. Itu sebabnya hanya manusia yang mengalami ketakutan hebat yang tidak dirasakan makhluk lainnya. Takut kehabisan waktu."

"Waktu bukanlah suatu yang bisa kau kembalikan. Saat berikutnya mungkin merupakan jawaban atas doamu. Menolaknya berarti menolak bagian yang paling penting dari masa depan"

"Ada sebabnya Tuhan membatasi hari-hari kita. Supaya setiap hari itu berharga"

Buku ini sangat direkomendasikan, tidak hanya sebatas teman pengisi waktu luang saja tetapi bisa menjadi pencerahan bagi jiwa-jiwa yang tidak pernah puas -terutama dengan waktu.

Dan tentunya Mitch Albom ini akan masuk ke dalam deretan penulia favorit saya.

Selamat dan tetap membaca :)



Tuesday, September 25, 2012

Rindu Bandung

Hampir sebulan ninggalin Bandung, si kangen ini makin numpuk dan menjadi-jadi!! Aah, Bandung emang ngangenin. Selalu sempurna jadi objek kerinduan bagi para perindu.

Kalau kata Pidi Baiq kan, Bandung itu bukan cuma sekedar urusan geografis, tapi juga urusan perasaan dan hati. Emang iya! Ibarat mantan, Bandung itu mantan terindah. Lagu kali yeee...

Senada sama Teh Maradilla Syachridar. Doi bilang, `kalau Bandung adalah manusia, ia ibarat kekasih yang penuh kesan`. Unforgetable kalau kata Om Nat King Cole *lagu lagi deh hehe*

Berani taruhan deh, setiap manusia yang pernah datang ke Bandung, hampir sebagian besar pengen balik lagi ke sana. Buktinya, tiap weekend, Bandung ngga pernah sepi sama mobil-mobil berplat luar kota. Dan Bandung selalu menduduki rangking tertinggi untuk kota yang paling difavoritkan.

Buat saya, 7 tahun menetap di Bandung saja sangat susah ngilangin kangennya. Apalagi yang sudah tinggal sejak brojol dan terpaksa harus ninggalin Bandung. Kasian kesiksa!

Setiap sudut Bandung selalu betah di area longterm memory. Masih aja keingetan ademnya Jalan Kliningan sama jajanan-jajanan pinggir jalannya yang murmer. Otlet-otlet Jalan Riau, yang seringnya cuma dilewatin doang daripada didatengin. Di jajaran otlet, saya paling suka sama pohon gede depan Heritage, kokoh dan adem banget. Atau jajaran pohon di Jalan Cipaganti, adem dan hijaunya ngga beda jauh sama jajaran pohon di Pulau Nami-Korea *kayaknya*. Naik ke atas dikit, ada komplek Awiligar. Tempat yang adem buat joging sampe pingsan. Secara makin ke atas jalannya makin nanjak.

Soal perut, bisa jajan-jajan di sekitar Pecinan Bandung, mampir ke Kopi Aroma-Banceuy, sampai mentok ke Braga. Bisa foto-foto sambil ngeceng cowok. Bubur Mang Oyo, keju-kejunya Madtari sampai kue balok sarang janda. Pokoknya dari warung tenda sampai ala-ala Bistro, semua ada di Bandung.

Agak naik derajat dikit, bisa hangout ke PVJ sambil jajan tiramisu cake yang harganya 48rb cuma segelas kecil *pengalaman pahit*. Atau ngopi-ngopi di Cafe Si Ratu Ijo a.k.a Starbucks.

Wisata cerdasnya ala Bandung bisa didapet dari Kineruku Jalan Hegarmanah, toko buku-toko buku diskon atau penjual buku-buku murah di Jalan Palasari, Jalan Dewi Sartika atau Jalan Cipundung.

Aaah ternyata masih banyak yang belum kesebut! *capek ngetik*

Satu dua halaman blog ini masih sangat kurang buat nulisin semua tempat-tempat asyik dan berkesan di Bandung. Bandung sagala aya soalnya! Tuuh salahin Bandung! *lho*

And now, 25 September 2012, si Bandung udah makin tua aja. Selamat 202 tahun, Ndung! Makin tua makin keladi ya hehe ;p

Tetap menjadi objek rindu sekaligus penawar rindu bagi para perindumu.

Fyi, sabtu ini eike ke Bandung. Sambut ya, Ndung. Assooooy!