Tuesday, February 28, 2012

A Little Wish

I never thank you enough for everything you've did to me, and I never tell you enough how much you mean to me. Thanks for being with me since 22 years ago till now. Your eyes, your tears, your heart, your inexhaustible love means the world to me. I thank you for it all. It's so precious to have you, Mom. May God always bless you. I love you.

Saturday, February 25, 2012

Fly Me To Polaris dan 49 Days

Yang saya tahu dari film-film Cina/Hongkong, cuma sebatas film vampir, Boboho dan film dari aktor kesukaan ayah saya, Jackie Chen dan Sammo Hung. Saya pikir nggak ada film drama romantis ala orang Cina, padahal lucu kan lihat koko-koko bermata segaris romantis-romantisan. Ternyata anggapan saya terbantahkan saat nggak sengaja nemuin satu film drama Cina berjudul Fly Me To Polaris.

















Ceritanya sebetulnya fantasi banget. Tentang seorang pemuda buta, Onion (diperankan oleh Om Richie Ren) yang meninggal karena sebuah kecelakaan, kemudian oleh malaikat dia diberi privilege sehingga diizinkan kembali ke bumi untuk menyelesaikan segala urusan dalam hidupnya termasuk menyatakan cinta pada Autum dalam waktu 5 hari. Onion kembali ke bumi dengan beberapa aturan yang diberikan malaikat kepadanya; semua orang tidak akan mengenal dirinya karena memori orang-orang tentang dirinya telah dihapus, tidak boleh memberi tahukan jati dirinya tetapi ia boleh memberikan tanda-tanda bahwa dirinya adalah Onion, dan ia pun bisa melihat.

Film keluaran tahun 1999 dan berhasil menguras air mata ini sepertinya never gets old deh, pas saya googling cari tahu tentang film ini ternyata masih banyak orang yang nonton film ini dan suka! Secara gitu ya, mungkin cuma beberapa orang yang yang ditengah-tengah banyaknya film sci-fi ala tahun 2012 masih nontonin film jadul-fantasi dengan aktor bergaya rambut ala personil F4. Ya, saya salah satunya.

Film bercerita sejenis pun pernah saya tonton sebelumnya, yaitu drama series Korea berjudul 49 Days. Beberapa waktu lalu salah satu channel TV kita pun pernah menayangkannya.















49 Days menceritakan tentang seorang gadis yang mengalami koma pasca kecelakaan yang membawanya ke gerbang kematian. Menurut malaikat penjemput nyawa, sebetulnya saat itu belum waktunya ia mati. Malaikat itu pun menyatakan bahwa ia bisa bangun dari koma dan sehat kembali dengan syarat ia harus mengumpulkan air mata dari 3 orang yang benar-benar menyayanginya dengan tulus (kecuali kedua orangtuanya). Sama seperti Onion, si gadis ini pun tidak boleh memberitahukan jati diri yang sebenarnya. Sehingga ia harus meminjam tubuh seseorang untuk menjalankan misinya tersebut dalam waktu 49 hari.

Mengumpulkan air mata dari 3 orang bukanlah perkara yang mudah. Orang-orang terdekat yang ia ketahui menyayanginya semasa hidup ternyata pada kenyataannya tidak. Ia akhirnya tahu bahwa sahabatnya mengkhianatinya dan tunangannya tidak murni mencintainya. Namun dari situ juga ia tahu bahwa ada seseorang menyayanginya dengan tulus diluar dari yang ia bayangkan.

Dari dua film fantasi tersebut, setidaknya saya semakin yakin bahwa waktu kematian itu sesungguhnya diluar kekuasaan kita. Negosiasi tidak akan berguna lagi andaikata Malaikat Maut sudah menghampiri kita. Yaaa, coba manfaatkanlah dengan sebaik-baiknya waktu yang masih disisakan Tuhan untuk kita sebelum semuanya beralih menjadi sejarah :)

Saturday, February 18, 2012

Nggak eh Belum Ada di Bioskop

Makin madesu deh lihat film-film kita sekarang. Baru-baru ini muncul lagi film hantu esek-esek; Rumah Hantu Pasar Malam. Heuuu bikin tepok jidat deh! Sebenarnya hati miris tapi apa daya tak kuasa memberi solusi.

Kompensasinya ya beralih ke film festival atau film indie atau film-yang-lebih-terkenal-diluar-negeri-daripada-dinegeri-sendiri, yang nggak ada eh jarang ada di bioskop. Padahal film-film itu jaaaaauuuuhhhh lebih unik, keren dan nggak biasa. Ya mungkin juga, pasarnya film festival/film indie belum seheboh film-film yang sekarang ada di bioskop, atau mungkin tema-tema dari film-film itu sendiri yang belum dekat atau agak riskan bagi masyarakat kita, seperti salah satunya tema LGBT.

Setelah ngintip-ngintip beberapa website milik para jagonya film festival/film indie dan info-info dari temen, ada beberapa film yang pengen banget di tonton:

-Postcards From The Zoo (2012)


















Ini adalah anak barunya Bang Edwin setelah melahirkan Trip to The Wound dalam 9808 dan Babi Buta Yang Ingin Terbang.
"Gambar, musik, dialog adalah komposisi irama tenang dan mencong pada cerita yang sederhana: Seorang gadis yang sejak kecil hidup di kebun binatang yang suatu saat harus pergi meninggalkan tempat itu, berkelana bersama seorang pesulap berkostum koboi, hingga mendarat di tempat spa plus. Wajar dan sureal. Dan sangat indah."

-Belkibolang: Jakarta, Je t'aime (2010)












Pas lagi asik liatin review Postcards From The Zoo, muncul film antologi Belkibolang. Satu lagi film antologi yang ciamik! Ini adalah sembilan film pendek tentang Jakarta lengkap dengan segala amburadulitasnya. Katanya sih ini film karya sutradara muda dan berbahaya (salah duanya Bang Edwin dan Bang Ifa Isfansyah), dan bakal makin bahaya lagi kalau nontonnya sambil bawa anak dibawah umur, haha.

-Children of Srikandi (2012)


















"The first film by queer women about queer women from Indonesia,
"For the first time, queer Indonesian women are breaking the code of silence"
IT'S A MUST !!!

-Garis Bawah/Below The Line (2012)

















Ratna Sarumpaet nggak cuma ahli sebagai aktivis HAM aja, doi juga ahli bermain peran. Garis bawah adalah salah satu buktinya. Dalam film tersebut, doi sebagai Surti, seorang tunawisma, dengan segala keterbatasan ekonomi yang dialaminya harus berjuang untuk memberikan pemakaman yang terbaik untuk suaminya. Pasti bakal touching banget !

-Mata Tertutup (2012)















Om Garin Nugroho is back! Doi muncul bawa oleh-oleh Mata Tertutup, sebuah film yang mengangkat kisah tentang radikalisme yang berkembang di masyarakat akibat pemikiran yang sempit, penafsiran agama yang salah dan masalah sosial lainnya. Jenius !

Walaupun belum nonton dan baru liat sinopsisnya aja, saya berani jamin kalau film-film itu benar-benar bagus. Dan tentunya masih banyak film-film sejenis diluaran sana, tinggal pinter-pinternya kita aja buat nyari mereka. Yaaaa, lumayan bisa bernafas lega deh ditengah himpitan film esek-esek.

Keep alive film-film cerdas !

Tuesday, February 14, 2012

Merah Kuningnya Cap Go Meh

Pas malam-malam, lampion ini cantik banget! Sayang nggak ada dokumentasinya.
Raaaawwww... Si Naga Liong menyambut tahun Naga Air
Si Kuning lagi rebutan angpao nih.
Ini adalah salah satu prasasti kleteng, saat pawai Cap Go Meh, semuanya ikut di arak dan dipamerkan.
Loncat sana, loncat sini, ngejar angpao. Yiiihaaaaaa...
Nggak mandang itu Chinese atau bukan, semuanya ikut dempet-dempetan menyaksikan pawai. Ah indahnya kebersamaan, ini kan yang disebut kebahagiaan hakiki ;)
Si kecil juga nggak mau kalah lho. Duuuhhh mata segarisnya nggak nahaaaaannn...
Sun Go Kong dan pasukan.
Dewi Kwan Im, cuma keambil belakangnya aja :(
Si Cepot dan kawan-kawan pun nggak mau kalah ngeksis lho. Nggak cuma kesenian Cina, tapi kesenian Sunda pun ikutan eksis diperayaan Cap Go Meh ini.
Ihhh teteh-teteh cantik nih.
Para gadis (udah kadaluarsa)
Para penikmat pawai dan pencari koko. Ups!

Perayaan ini nggak cuma sekedar perayaan bagi salah satu pemeluk agama/kepercayaan tertentu, tapi sebagai bentuk hangatnya pluralisme dan berbagi kebahagiaan ditengah perbedaan.
So, Cap Go Meh nya udah, lontongnya manaaaaaaa????

Wednesday, February 8, 2012

Acceptance

Beberapa hari yang lalu, saya melihat Film Trilogi Payung Merah; Borrowed Time, Payung Merah, dan Broken Vase; garapan Koko Edward Gunawan di event tahunan Ganffest. Ketiganya diramu dan diracik dengan apik dan sederhana dalam satu benang merah yaitu Acceptence/Penerimaan.

Menerima atau bersikap menerima terhadap suatu kenyataan memang suatu sikap bijaksana sekaligus bukan perihal yang mudah untuk dilakukan. Baik untuk hal-hal yang jauh dan sulit atau untuk hal-hal yang sederhana dan dekat dengan kita.

Coba bayangkan, apa yang akan kalian lakukan atau gimana sikap kalian; jika seorang sahabat yang kalian kenal secara baik tiba-tiba datang dan bilang: 'Gue ngehamilin anak orang'. Atau mungkin seorang saudara yang sudah lama nggak ketemu tiba-tiba bilang: 'Yes, i'm Gay. As you predicted'. Atau mungkin seorang teman yang hapal macam-macam doa dan amalan Sunnah tiba-tiba mengabarkan: 'Maaf, saya sudah nggak lebaran lagi."

Apa yang akan kalian lakukan?

Marah? Denial? Benci? Kecewa? Kaget? Nangis? Atau mungkin berharap kata-kata itu cuma candaan doang?

Kenyataan itu memang nggak berkaitan langsung dengan kita, tapi semuanya terjadi pada orang yang dekat dan kita kenal dengan baik. Marah dan kaget, atau mungkin nggak nerima bisa saja jadi reaksi yang wajar. Tapi bukan berarti kita akan menjauhi dan membenci mereka kan? Ya kan?

Sebagai muslim, saya tahu bahwa zina, orientasi seksual sejenis dan murtad adalah hal-hal yang dilarang oleh agama saya. Tapi rasa-rasanya kok nggak pantas ya untuk mengatakan bahwa mereka laknat dan menjijikkan, wong saya saja belum tentu lebih suci dari mereka.

Jika dihadapkan pada kenyataan tersebut, ya sejujurnya menerima keadaan mereka yang 'baru' bukan sesuatu hal yang mudah. Tapi sebagai teman atau orang dekat, mencoba menyesuaikan diri dan menghargai pilihan dibandingkan dengan membencinya adalah sesuatu yang diperbolehkan kan? Mungkin aja mereka memang menemukan 'kedirian' mereka dari perbuatan/pilihan mereka tersebut.

Soal dosa atau hukuman, ya itu hak prerogatif Yang Diatas. Gimana, ada yang nggak setuju?

Acceptance is not submission; it is acknowledgement of the facts of a situation.
Then deciding what you're going to do about it.
(Kathleen Casey Theisen)