Saturday, February 25, 2012

Fly Me To Polaris dan 49 Days

Yang saya tahu dari film-film Cina/Hongkong, cuma sebatas film vampir, Boboho dan film dari aktor kesukaan ayah saya, Jackie Chen dan Sammo Hung. Saya pikir nggak ada film drama romantis ala orang Cina, padahal lucu kan lihat koko-koko bermata segaris romantis-romantisan. Ternyata anggapan saya terbantahkan saat nggak sengaja nemuin satu film drama Cina berjudul Fly Me To Polaris.

















Ceritanya sebetulnya fantasi banget. Tentang seorang pemuda buta, Onion (diperankan oleh Om Richie Ren) yang meninggal karena sebuah kecelakaan, kemudian oleh malaikat dia diberi privilege sehingga diizinkan kembali ke bumi untuk menyelesaikan segala urusan dalam hidupnya termasuk menyatakan cinta pada Autum dalam waktu 5 hari. Onion kembali ke bumi dengan beberapa aturan yang diberikan malaikat kepadanya; semua orang tidak akan mengenal dirinya karena memori orang-orang tentang dirinya telah dihapus, tidak boleh memberi tahukan jati dirinya tetapi ia boleh memberikan tanda-tanda bahwa dirinya adalah Onion, dan ia pun bisa melihat.

Film keluaran tahun 1999 dan berhasil menguras air mata ini sepertinya never gets old deh, pas saya googling cari tahu tentang film ini ternyata masih banyak orang yang nonton film ini dan suka! Secara gitu ya, mungkin cuma beberapa orang yang yang ditengah-tengah banyaknya film sci-fi ala tahun 2012 masih nontonin film jadul-fantasi dengan aktor bergaya rambut ala personil F4. Ya, saya salah satunya.

Film bercerita sejenis pun pernah saya tonton sebelumnya, yaitu drama series Korea berjudul 49 Days. Beberapa waktu lalu salah satu channel TV kita pun pernah menayangkannya.















49 Days menceritakan tentang seorang gadis yang mengalami koma pasca kecelakaan yang membawanya ke gerbang kematian. Menurut malaikat penjemput nyawa, sebetulnya saat itu belum waktunya ia mati. Malaikat itu pun menyatakan bahwa ia bisa bangun dari koma dan sehat kembali dengan syarat ia harus mengumpulkan air mata dari 3 orang yang benar-benar menyayanginya dengan tulus (kecuali kedua orangtuanya). Sama seperti Onion, si gadis ini pun tidak boleh memberitahukan jati diri yang sebenarnya. Sehingga ia harus meminjam tubuh seseorang untuk menjalankan misinya tersebut dalam waktu 49 hari.

Mengumpulkan air mata dari 3 orang bukanlah perkara yang mudah. Orang-orang terdekat yang ia ketahui menyayanginya semasa hidup ternyata pada kenyataannya tidak. Ia akhirnya tahu bahwa sahabatnya mengkhianatinya dan tunangannya tidak murni mencintainya. Namun dari situ juga ia tahu bahwa ada seseorang menyayanginya dengan tulus diluar dari yang ia bayangkan.

Dari dua film fantasi tersebut, setidaknya saya semakin yakin bahwa waktu kematian itu sesungguhnya diluar kekuasaan kita. Negosiasi tidak akan berguna lagi andaikata Malaikat Maut sudah menghampiri kita. Yaaa, coba manfaatkanlah dengan sebaik-baiknya waktu yang masih disisakan Tuhan untuk kita sebelum semuanya beralih menjadi sejarah :)

No comments:

Post a Comment