Friday, June 4, 2010

Di Balik Frame Kamera (3)

Setelah rehat satu hari untuk beristirahat dan menyelesaikan tugas akhir kuliah yang belum terselesaikan, proyekan dokumenter berlanjut lagi. Setelah dijumlah-jambleh, total testimoni yang telah didapat selama 3 hari ini adalah 107. Lumayan lah, terbayarkan kerja keras selama ini.

Pagi harinya, sebelum ketemu sama partner saya ditempat yang sudah dijanjikan, saya sengaja jalan-jalan dulu disekitar Taman Pramuka dan Riau. Mungkin karena lagi beruntung, selain hunting gambar, saya juga dapet 7-orang-baik-hati yang rela saya tanya-tanya. Untungnya lagi, mereka ramah-ramah dan cooperatif. Padahal nggak dapet reward apa-apa selain senyum manis dari saya. Hehe...

Sebenarnya, mood semalam rada-rada kurang baik. Tapi untungnya (lagi-dan-lagi), karena saking kesenengan dapetin 7 testimoni kurang dari setengah jam itulah yang membuat mood membaik.

Setelah mengambil sudut-sudut Jl.Riau yang gudangnya FO, kita berlanjut ke daerah sekitar Dago buat ngambil gambar-gambar Bandung dari tempat tinggi. Sepulang dari sana, iseng-iseng kita berhenti di satu Galeri Seni yang baru buka disekitar Dago, karena menurut partner saya, kayaknya si empunya galeri bisa diajak kerjasama. Awalnya saya ragu, tapi setelah ngobrol-ngobrol, si mas-pemiliki-galeri-yang-ternyata-masih-mahasiswa ini, baik dan ramah banget. Sampai kita tukeran nomor telepon dan FB. Sekali dayung dua tiga pulai terlampaui, testimoni buat dokumenter dapet, kenalan juga dapet. Ya lumayan juga dapet kenalan pengusaha muda, yang mungkin suatu saat nanti bisa diajak kerjasama lagi. Hehe..

Perburuan pun berlanjut ke Taman Ganesa. Mulai dari mahasiswa ITB, ibu dan anaknya, pegawai Salman ITB, anak SMA sampai pengamen kita dapetin dari sana. Selain testimoni, kita juga dapet surprise dari pengamen yang ada disana. Double COMBO !!!

Setelah jumatan dan makan siang, niatnya pengen lanjut hunting ke Cihampelas dan Pasupati, tapi karena hujan, alhasil terdamparlah kita di Ciwalk. Untungnya karena hujannya sayang sama kita, jadi turunnya nggak lama-lama. Dan berlanjutlah perburuan disekitar Cihampelas. Pengennya sih nemu bule, tapi karena bule-nya nggak ada dan Cihampelasnya juga nggak terlalu rame jadi kita nggak dapetin apa-apa.

Buat saya, dari hari pertama sampai hari ketiga ini, selalu aja ada hadiah plus-plusnya. Kali ini, saya baru tahu kalau dibalik megahnya bangunan mentereng Ciwalk ada satu daerah pemukiman warga dan sebuah kolam renang bangkrut yang dijadiin tempat rekreasi buat warga-warga sekitar. Katanya, kolam renang itu dulunya kolam renang Cihampelas yang suka dipakai buat olahraga anak-anak SMA, tapi karena bangkrut jadinya kolam renang itu ditutup.

Duh, kalau lihat kolam renangnya nggak banget deh. Airnya sih bersih, tapi nggak layak banget. Bayangin deh, kolam renang itu kayak satu bak gede isinya air lengkap dengan pancuran patung Neptunus yang sudah rusak, terus disampingnya ada kolam yang udah penuh lumpur dan dideketnya ada lapangan sepakbola. Jangan bayangin ada tempat ganti atau pancuran buat mandi, tembok untuk ngebatasin kolam renang dengan perkampungan warga aja nggak ada, jadi ya istilahnya 'ngegemblang' aja. Keliatan kemana-mana, apalagi kalau dilihat dari tempat parkir Ciwalk.

Herannya, anak-anak dan warga yang renang disana kayaknya asik-asik aja. Mereka berenang dan keramasan disitu, terus lanjut main sepakbola. Ibaratnya kayak gelanggang olahraga gratisan.

Ya, jaman sekarang emang susah nyari yang gratisan. Fasilitas kolam renang sih ada, tapi semuanya harus pake duit dan harga yang harus dibayar mungkin nggak sesuai dengan dompet mereka. Makanya, keberadaan kolam renang itu sangat dimanfaatkan sebagai ajang pengalihan tempat rekreasi, apalagi untuk anak-anak yang orang tuanya tidak memiliki kesempatan mengajak mereka ke kolam renang berduit. Nggak peduli rasa malu atau kebersihan dari lingkungan kolam renang itu, apalagi ketimpangan bangunan antara kolam renang dengan Ciwalk. Yang ada dipikiran mereka hanya kesenangan, kesenangan dan kesenangan. Ironis.

No comments:

Post a Comment