Pukul 01.23 WIB, Tahun 2006
"Ya ampun, Yang! Masa jam segini baru pulang sih? Dari tadi Ibu telponin kok nggak aktif aja handphonenya. Pulang sama siapa tadi?" Nada khawatir terkesan dalam ucapan Ibu. Sesaat setelah membukakan pintu untuk Yayang yang baru pulang ke rumah. Katanya ia baru menghadiri acara musik yang diadakan di sekolahnya.
"Aduh, Bu. Aku capek nih. Ngantuk. Baru pulang kok udah ditanya-tanya. Heuuu..." jawab Yayang sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.
"Pertanyaan Ibu kan nggak banyak. Ibu cuma khawatir, kenapa jam segini baru pulang? Katanya nggak akan terlalu malam." Wajah Ibu berkerut. "Terus tadi pulang sama siapa? Aduh Yang, kamu itu perempuan. Nggak baik keluar malam. Untung Bapak lagi diluar kota. Hmmm, Ibu nggak akan bilang-bilang ke Bapak soal ini, asal kamu nggak ngelakuin hal yang sama lagi."
"Euuh Ibu ini! Ya kalau mau bilang ke Bapak, bilang aja! Sekali-kali nggak apa-apa sih pulang malam, namanya juga anak muda."
"Yayang! Kok gitu sih ngomongnya?"
"Bu, aku pulang malam dikhawatirin. Sekarang udah dirumah, ditanya-tanya sambil ribut-ribut. Besok-besok aja sih jawabnya! Ngantuk nih..." Kaki Yayang melangkah menuju kamar tidur. Ibu bergegas menyusulnya.
"Besok-besok kapan? Kamu biasanya suka langsung pergi. Berangkat pagi pulang malam. Kapan Ibu punya waktunya untuk ngobrol sama kamu?"
"Ya entar aja deh. Lagian apa yang aku lakuin juga biasanya suka salah mulu. Apa yang aku suka, seringnya kan Ibu nggak suka. Udah ah aku mau tidur!" Yayang masuk kamar dan menutup pintu. Meninggalkan Ibu yang masih terdiam didepan kamar tidur Yayang.
Di dalam kamar, Yayang mencoba meredakan emosinya. Bukan kali ini saja dirinya clash dengan Ibu. Biasanya apa yang Yayang suka, tidak disukai Ibu. Apa yang tidak disukai Yayang, Ibu malah memaksa untuk menyukainya. Ini yang menjadi pemicu konflik diantara keduanya. Hal itu pula yang membuat Yayang lebih sering keluar rumah bersama teman-temannya ketimbang diam dirumah.
Tak berbeda dengan apa yang dirasakan Yayang. Di balik pintu kamar, Ibu terpaku merenungi periode storm and stress yang sedang dialami Yayang. Terkadang, disatu sisi Ibu kesal melihat perilaku Yayang yang sering meelawan. Tapi disisi lain Ibu pun hanya bisa memunculkan pelarangan-pelarangan kepada Yayang. Maksudnya adalah untuk melindungi Yayang, namun seringnya Yayang mendefiniskan hal tersebut sebagai suatu pembatasan.
Pintu kamar Yayang tiba-tiba terbuka. "Oh iya, Bu. Jangan panggil aku dengan sebutan 'Yayang' lagi ya. Sebut nama asli aja. Aku udah gede nih, malu sama temen!"
Brak! Pintu kamar langsung tertutup sebelum Ibu sempat berbicara.
No comments:
Post a Comment